photo kepo terkini facebook banner_zpsgiec6was.png

AS Setop Penjualan 26 Ribu Senapan ke Filipina, Duterte Memaki 'Monyet'


Kepo Terkini - Presiden Filipina Rodrigo Duterte meluapkan kekesalan pada Amerika Serikat (AS) yang menghentikan penjualan 26 ribu pucuk senapan. Duterte menyebut dalang di balik keputusan itu dengan sebutan 'bodoh' dan 'monyet'.

Duterte juga menyatakan indikasi bahwa Filipina akan beralih ke Rusia dan China untuk mendapatkan suplai persenjataan. Seperti dilansir Reuters, Rabu (2/11/2016), komentar terbaru Duterte ini dilontarkan dalam pidato yang disiarkan televisi setempat.

"Lihatlah monyet-monyet ini, 26 ribu senjata api yang ingin kita beli, mereka tidak mau menjualnya," sebut Duterte.

"Dasar anak wanita jalang, kita punya banyak senjata buatan dalam negeri di sini. Dasar orang-orang Amerika bodoh ini," imbuhnya.

Pernyataan keras Duterte semacam ini sudah menjadi 'rutinitas' dalam setiap pidatonya. Dalam komentar terbarunya ini, Duterte mengaku dirinya sempat mempercayai AS, namun kini dia kehilangan rasa hormat untuk sekutu terbesar Filipina itu.
 Keputusan penghentian penjualan 26 ribu pucuk senapan serbu kepada kepolisian Filipina ini, dilakukan Departemen Luar Negeri AS setelah senator senior AS dari Partai Demokrat Ben Cardin menyatakan akan menolaknya. Ajudan Cardin menyatakan, Cardin meragukan AS harus tetap menyuplai senjata di tengah kekhawatiran pelanggaran HAM di Filipina, di bawah pemerintahan Duterte.

Lebih dari 2.300 orang dilaporkan tewas dalam berbagai operasi kepolisian terhadap para penjahat narkoba maupun pelaku kriminal lainnya. Operasi ini merupakan bagian dari kebijakan keras Duterte dalam memerangi narkoba dan tindak kriminal yang marak di Filipina.

Duterte melontarkan kemarahannya pada AS terkait kritikan negara itu soal praktik pembunuhan di luar hukum di Filipina. "Itulah mengapa saya kasar pada mereka, karena mereka kasar pada saya," tegasnya.

Lebih lanjut, Duterte menekankan bahwa Rusia dan China telah menunjukkan kesediaan untuk menjual senjata kepada Filipina. "Rusia, mereka mengundang kita. China juga. China terbuka, apa yang Anda inginkan, mereka memberikan saya brosur yang mengatakan pilih di sana, langsung diberikan," tuturnya.
Judi online QQ2889
Share on Google Plus

About Anonim

0 komentar:

Posting Komentar