Kepo Terkini - Cerita Dewasa ML Dengan Ibu Guruku Yang
Hot Dan Binal. Ini pengalaman kencan seksku sebelum aku mengenal
internet, tepatnya ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sedang teman
kencanku adalah seorang guru seni lukis di SMA-ku yang masih terbilang
baru dan masih lajang. Saat itu umurku masih menginjak 17 tahun. Sedang
guru lukisku itu adalah guru wanita paling muda, baru 25 tahun. Semula
aku memanggilnya Bu Guru, layaknya seorang murid kepada gurunya. Tapi
semenjak kami akrab dan dia mengajariku making love, lama-lama aku
memanggilnya dengan sebutan Mbak.
Sore itu ada seorang anak kecil datang
mencari ke rumah. Aku diminta datang ke rumah Mbak Yani, tetangga
kampungku, untuk memperbaiki jaringan listrik rumahnya yang rusak.
“Cepat ya, Mas. Sudah ditunggu Mbak Yani,” ujar anak SD tetangga Mbak Yani.
Dalam hati, aku sangat girang. Betapa
tidak, guru seni lukis itu rupanya makin lengket denganku. Aku sendiri
tak tahu, kenapa dia sering minta tolong untuk memperbaiki peralatan
rumah tangganya. Yang jelas, semenjak dia mengajaku melukis pergi ke
lereng gunung dan making love di semak-semak hutan, Mbak Yani makin
sering mengajakku pergi. Dan sore ini dia memintaku datang ke rumahnya
lagi.
Tanpa banyak pikir aku langsung
berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maklum, rumahnya terbilang
cukup jauh, sekitar 5km dari rumahku. Setibanya di rumah Mbak Yani,
suasana sepi. Keluarganya tampaknya sedang pergi. Betul, ketika aku
mengetuk pintu, hanya Mbak Yani yang tampak.
“Ayo, cepet masuk. Semua keluargaku
sedang pergi menghadiri acara hajatan saudara di luar kota,” sambut Mbak
Yani sambil menggandeng tangganku.
Darahku mendesir ketika membuntuti
lamngkah Mbak Yani. Betapa tidak, pakaian yang dikenakan luar biasa
sexy, hanya sejenis daster pendek hingga tonjolan payudara dan pahanya
terasa menggoda.
“Anu, Bud.. Listrik rumahku mati
melulu. Mungkin ada ada kabel yang konslet. Tolong betulin, ya.. Kau tak
keberatan kan,” pinta Mbak Yani kemudian.
Tanpa banyak basa-basi Mbak Yani menggandengku masuk ke ruang tengah, kemudian masuk ke sebuah kamar.
“Nah saya curiga jaringan di kamar ini yang rusak. Buruan kau teliti ya. Nanti keburu mahrib.”
Aku hanya menuruti segala
permintaannya. Setelah merunut jaringan kabel, akhirnya aku memutuskan
untuk memanjat atap kamar melalui ranjang. Tapi aku tidak tahu persis,
kamar itu tempat tidur siapa. Yang jelas, aku sangat yakin itu bukan
kamarnya bapak-ibunya. Celakanya, ketika aku menelusuri kabel-kabel, aku
belum menemukan kabel yang lecet. Semuanya beres. Kemudian aku pindah
ke kamar sebelah.
Aku juga tak bisa menemukan kabel yang
lecet. Kemudian pindah ke kamar lain lagi, sampai akhirnya aku harus
meneliti kamar tidur Mbak Yani sendiri, sebuah kamar yang dipenuhi
dengan aneka lukisan sensual. Celakanya lagi, ketika hari telah gelap,
aku belum bisa menemukan kabel yang rusak. Akibatnya, rumah Mbak Yani
tetap gelap total. Dan aku hanya mengandalkan bantuan sebuah senter
serta lilin kecil yang dinyalakan Mbak Yani.
Lebih celaka lagi, tiba-tiba hujan
deras mengguyur seantero kota. Tidak-bisa tidak, aku harus berhenti.
Maunya aku ingin melanjutkan pekerjaan itu besok pagi.
“Wah, maaf Mbak aku tak bisa menemukan
kabel yang rusak. Ku pikir, kabel bagian puncak atap rumah yang kurang
beres. Jadi besok aku harus bawa tangga khusus,” jelasku sambil
melangkah keluar kamar.
“Yah, tak apa-apa. Tapi sorry yah. Aku.. Merepotkanmu,” balas Mbak Yanti, “Itu es tehnya diminum dulu.”
Sementara menunggu hujan reda, kami
berdua bercakap-cakap berdua di ruang tengah. Cukup banyak cerita-cerita
masalah pribadi yang kami tukar, termasuk hubunganku dengan Mbak Yani
selama ini. Mbak Yani juga tidak ketinggalan menanyakan soal puisi indah
tulisannya yang dia kirimkan padaku lewat kado ulang tahunku beberapa
bulan lalu.
Entah bagaimana awalnya, tahu-tahu nada
percakapan kami berubah mesra dan menjurus ke arah yang menggairahkan
jiwa. Bahkan, Mbak Yani tak segan-segan membelai wajahku, mengelus
telingaku dan seterusnya. Tak sadar, tubuh kami berdua jadi berhimpitan
hingga menimbulkan rangsangan yang cukup berarti untukku. Apalagi
setelah dadaku menempel erat pada payudaranya yang berukuran tidak
begitu besar namun bentuknya indah dan kencang. Dan tak ayal lagi,
penisku pun mulai berdiri mengencang. Aku tak sadar, bahwa aku sudah
terangsang oleh guru sekolahku sendiri! Namun hawa nafsu birahi yang
mulai melandaku sepertinya mengalahkan akal sehatku. Mbak Yani sendiri
juga tampaknya memiliki pikiran yang sama saja. Ia tidak henti-hentinya
mengulumi bibirku dengan nafsunya.
Akhirnya, nafsuku sudah tak tertahankan
lagi. Sementara bibirku dan Mbak Yani masih tetap saling memagut,
tanganku mulai menggerayangi tubuh guru sekolahku itu. Kujamah gundukan
daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dada Mbak Yani yang masih
berpakaian lengkap. Dengan segera kuremas-remas bagian tubuh yang
sensitif tersebut.
“Aaah.. Budi.. Aah..” Mbak Yani mulai melenguh kenikmatan. Bibirnya masih tetap melahap bibirku.
Mengetahui Mbak Yani tidak
menghalangiku, aku semakin berani. Remasan-remasan tanganku pada
payudaranya semakin menjadi-jadi. Sungguh suatu kenikmatan yang baru
pertama kali kualami meremas-remas benda kembar indah nan kenyal milik
guru sekolahku itu. Melalui kain blus yang dikenakan Mbak Yani
kuusap-usap ujung payudaranya yang begitu menggiurkan itu. Tubuh Mbak
Yani mulai bergerak menggelinjang.
“Uuuhh.. Mbak..” Aku mendesah saat merasakan ada jamahan yang mendarat di selangkanganku.
Penisku pun bertambah menegang akibat
sentuhan tangan Mbak Yani ini, membuatku bagian selangkangan celana
panjangku tampak begitu menonjol. Mbak Yani juga merasakannya,
membuatnya semakin bernafsu meremas-remas penisku itu dari balik celana
panjangku. Nafsu birahi yang menggelora nampaknya semakin menenggelamkan
kami berdua, sehingga membuat kami melupakan hubungan kami sebagai
guru-murid.
“Aaauuhh.. Bud.. Uuuh..” Mbak Yani
mendesis-desis dengan Yanirnya karena remasan-remasan tanganku di
payudaranya bukannya berhenti, malah semakin merajalela. Matanya
terpejam merasa kenikmatan yang begitu menghebat.
Tanganku mulai membuka satu persatu
kancing blus Mbak Yani dari yang paling atas hingga kancing terakhir.
Lalu Mbak Yani sendiri yang menanggalkan blus yang dikenakannya itu. Aku
terpana sesaat melihat tubuh guru sekolahku itu yang putih dan mulus
dengan payudaranya yang membulat dan bertengger dengan begitu indahnya
di dadanya yang masih tertutup beha katun berwarna krem kekuningan.
Tetapi aku segera tersadar, bahwa pemandangan amboi di hadapannya itu
memang tersedia untukku, terlepas itu milik guru sekolahku sendiri.
Tidak ingin membuang-buang waktu,
bibirku berhenti menciumi bibir Mbak Yani dan mulai bergerak ke bawah.
Kucium dan kujilati leher jenjang Mbak Yani, membuatnya
menggerinjal-gerinjal sambil merintih kecil. Sementara itu, tanganku
kuselipkan ke balik beha Mbak Yani sehingga menungkupi seluruh permukaan
payudara sebelah kanannya. Puting susu nya yang tinggi dan mulai
mengeras begitu menggelitik telapak tanganku.
Segera kuelus-elus puting susu yang
indah itu dengan telapak tanganku. Kepala Mbak Yani tersentak menghadap
ke atas sambil memejamkan matanya. Tidak puas dengan itu, ibu jari dan
telunjukku memilin-milin puting susu Mbak Yani yang langsung saja
menjadi sangat keras. Memang baru kali ini aku menggeluti tubuh indah
seorang wanita. Namun memang insting kelelakianku membuatku seakan-akan
sudah mahir melakukannya.
“Uhh.. Hmm ahh..” Mbak Yani tidak dapat menahan desahan-desahan nafsunya.
Segala gelitikan jari-jemariku yang
dirasakan oleh payudara dan puting susunya dengan bertubi-tubi, membuat
nafsu birahinya semakin membulak-bulak.
Kupegang tali pengikat beha Mbak Yani
lalu kuturunkan ke bawah. Kemudian beha itu kupelorotkan ke bawah sampai
ke perut Mbak Yani. Puting susu Mbak Yani yang sudah begitu mengeras
itu langsung mencelat dan mencuat dengan indahnya di depanku. Aku
langsung saja melahap puting susu yang sangat menggiurkan itu.
Kusedot-sedot puting susu Mbak Yani. Kuingat masa kecilku dulu saat
masih menyusu pada payudara ibuku. Bedanya, tentu saja payudara guru
sekolahku ini belum dapat mengeluarkan air susu. Mbak Yani
menggeliat-geliat akibat rasa nikmat yang begitu melanda kalbunya.
Lidahku dengan mahirnya, tak ayal menggelitiki puting susunya sehingga
pentil yang sensitif itu melenting ke kiri dan ke kanan terkena hajaran
lidahku.
“Oooh. Buud’ desahan Mbak Yani semakin
lama bertambah keras. Untung saja rumahnya sedang sepi dan letaknya
memang agak berjauhan dari rumah yang paling dekat, sehingga tidak
mungkin ada orang yang mendengarnya.
Belum puas dengan payudara dan puting
susu Mbak Yani yang sebelah kiri, yang sudah basah berlumuran air
liurku, mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa
yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada
yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kanan milik guru sekolahku
yang membulat indah itu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan
lidahnya yang bergerak-gerak dengan Yanirnya. Kukulum ujung payudara
Mbak Yani.
Lalu kujilati dan kugelitiki puting
susunya yang tinggi. Puting susu itu juga sama melenting ke kiri dan ke
kanan, seperti halnya puting susu payudaranya yang sebelah kiri tadi.
Mbak Yani pun semakin merintih-rintih karena merasakan geli dan nikmat
yang menjadi-jadi berbaur menjadi satu padu. Seperti tengah minum soft
drink dengan memakai sedotan plastik, kuseruput puting susu guru
sekolahku itu.
“Aaahh.. Hmm..” Mbak Yani menjerit panjang.
Lidahku tetap tak henti-hentinya
menjilati puting susu Mbak Yani yang sudah demikian kerasnya. Sementara
itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kubuka retsleting celana
jeans yang Mbak Yani kenakan. Kemudian dengan sedikit dibantunya sambil
tetap merem-melek, kutanggalkan celana jeans itu ke bawah hingga ke mata
kaki. Tubuh bagian bawah Mbak Yani sekarang hanya dilindungi oleh
selembar celana dalam dengan bahan dan warna yang seragam dengan
behanya. Meskipun begitu, tetap dapat kulihat warna kehitaman
samar-samar di bagian selangkangannya.
Ditunjang oleh nafsu birahi yang
semakin menjulang tinggi, tanpa berpikir panjang lagi, kulepas pula kain
satu-satunya yang masih menutupi tubuh Mbak Yani yang memang sintal
itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di
depanku, siap untuk kunikmati.
Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah
bibir vagina Mbak Yani di selangkangannya yang sudah mulai ditumbuhi
bulu-bulu tipis kehitaman walaupun belum begitu banyak. Kutelusuri
sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulang-ulang
dengan lembutnya. Tubuh Mbak Yani yang masih terduduk di sofa melengkung
ke atas dibuatnya, sehingga payudaranya semakin membusung menjulang
tinggi, yang masih tetap dilahap oleh mulut dan bibirku dengan tanpa
henti.
“Ooohh..
Jari tengahku itu berhenti pada
gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vagina
Mbak Yani yang mulai dibasahi cairan-cairan bening. Mula-mula
kuusap-usap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan
perlahan-lahan. Lama-kelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapan-usapan
tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian
bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan. Klitoris Mbak Yani yang
bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional,
membuat tubuh pemiliknya itu semakin menggerinjal-gerinjal tak tentu
arahnya.
Melihat Mbak Yani yang tampak semakin
merangsang, aku menambah kecepatan gelitikanku pada klitorisnya. Dan
akibatnya, klitoris Mbak Yani mulai membengkak. Sementara vaginanya pun
semakin dibanjiri oleh cairan-cairan kenikmatan yang terus mengalir dari
dalam lubang keramat yang masih sempit itu.
Puas menjelajahi klitoris Mbak Yani,
jari tengahku mulai merangsek masuk perlahan-lahan ke dalam vagina guru
sekolahku itu. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam
vaginanya. Mula-mula sebatas ruas jari yang pertama. Dengan susah payah
memang, sebab vagina Mbak Yani memang masih teramat sempit. Kemudian
perlahan-lahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Pada saat setengah
jariku sudah amblas ke dalam vagina Mbak Yani, terasa ada hambatan.
Seperti adanya selaput yang cukup lentur.
“Hmm.. Bud..”
Mbak Yani merintih kecil seraya
meringis seperti menahan rasa sakit. Saat itu juga, aku langsung sadar,
bahwa yang menghambat penetrasi jari tengahku ke dalam vagina Mbak Yani
adalah selaput daranya yang masih utuh. Ternyata guru sekolahku
satu-satunya itu masih perawan. Baru aku tahu, ternyata
sebandel-bandelnya Mbak Yani, ternyata guru sekolahku itu masih sanggup
memelihara kehormatannya. Aku sedikit salut padanya. Dan untuk
menghargainya, aku memutuskan tidak akan melanjutkan perbuatanku itu.
“Bud.. Jangan berhenti..” tanya Mbak Yani dengan nafas terengah-engah.
“Mbak, Mbak kan masih perawan. Nanti kalau aku terusin kan Mbak bisa..”
Mbak Yani malah menjulurkan tangannya
menggapai selangkanganku. Begitu tangannya menyentuh ujung penisku yang
masih ada di dalam celana pendek yang kupakai, penisku yang tadinya
sudah mengecil, sontak langsung bergerak mengeras kembali. Ternyata
sentuhan lembut tangannya itu berhasil membuatku terangsang kembali,
membuatku tidak dapat membantah apapun lagi, bahkan aku seperti
melupakan apa-apa yang kukatakan barusan.
Dengan secepat kilat, Mbak Yani
memegang kolor celana pendekku itu, lalu dengan sigap pula celanaku itu
dilucutinya sebatas lutut. Yang tersisa hanya celana dalamku. Mata Mbak
Yani tampak berbinar-binar menyaksikan onggokan yang cukup besar di
selangkanganku. Diremas-remasnya penisku dengan tangannya, membuat
penisku itu semakin bertambah keras dan bertambah panjang. Kutaksir
panjangnya sekarang sudah bertambah dua kali lipat semula. Bukan main!
Semua ini akibat rangsangan yang kuterima dari guru sekolahku itu
sedemikian hebatnya.
“Mbak.. Aku buka dulu ya,” tanyaku sambil menanggalkan celana dalamku.
Penisku yang sudah begitu tegangnya seperti meloncat keluar begitu penutupnya terlepas.
“Aw!” Mbak Yani menjerit kaget melihat penisku yang begitu menjulang dan siap tempur.
Namun kemudian ia meraih penisku itu
dan perlahan-lahan ia menggosok-gosok batang ‘meriam’-ku itu, sehingga
membuat otot-otot yang mengitarinya bertambah jelas kelihatan dan batang
penisku itu pun menjadi laksana tonggak yang kokoh dan siap menghujam
siapa saja yang menghalanginya. Kemudian Mbak Yani menarik penisku dan
membimbingnya menuju selangkangannya sendiri. Diarahkannya penisku itu
tepat ke arah lubang vaginanya.
Sekilas, aku seperti sadar. Astaga!
Mbak Yani kan guru sekolahku sendiri! Apa jadinya nanti jika aku sampai
menyetubuhinya? Apa kata orang-orang nanti mengetahui aku berhubungan
seks dengan guru sekolahku sendiri? Akhirnya aku memutuskan tidak akan
melakukan penetrasi lebih jauh ke dalam vagina Mbak Yani. Kutempelkan
ujung penisku ke bibir vagina Mbak Yani, lalu kuputar-putar mengelilingi
bibir gua tersebut. Mbak Yani menggerinjal-gerinjal merasakan sensasi
yang demikian hebatnya serta tidak ada duanya di dunia ini.
“Aaahh.. Uuuhh..” Mbak Yani
mendesah-desah dengan Yanirnya sewaktu aku sengaja menyentuhkan penisku
pada klitorisnya yang kemerahan dan kini kembali membengkak. Sementara
bibirku masih belum puas-puasnya berpetualang di payudara Mbak Yani itu
dengan puting susunya yang menggairahkan. Terlihat payudara guru
sekolahku itu dan daerah sekitarnya basah kuyup terkena jilatan dan
lumatanku yang begitu menggila, sehingga tampak mengkilap.
Aku perlahan-lahan mulai memasukkan
batang penisku ke dalam lubang vagina Mbak Yani. Sengaja aku tidak mau
langsung menusukkannya. Sebab jika sampai kebablasan, bukan tidak
mungkin dapat mengoyak selaput daranya. Aku tidak mau melakukan
perbuatan itu, sebab bagaimanapun juga Mbak Yani adalah guru sekolahku
sendiri!
Mbak Yani mengejan ketika kusodokkan
penisku lebih dalam lagi ke dalam vaginanya. Sewaktu kira-kira penisku
amblas hampir setengahnya, ujung ‘tonggak’-ku itu ternyata telah
tertahan oleh selaput dara Mbak Yani, sehingga membuatku menghentikan
hujaman penisku itu. Segera saja kutarik penisku perlahan-lahan dari
liang surgawi milik guru sekolahku itu. Gesekan-gesekan yang terjadi
antara batang penisku dengan dinding lorong vagina Mbak Yani membuatku
meringis-ringis menahan rasa nikmat yang yang tak terhingga. Baru kali
ini aku merasakan sensasi seperti ini. Lalu, kembali kutusukkan penisku
ke dalam vagina Mbak Yani sampai sebatas selaput daranya lagi dan
kutarik lagi sampai hampir keluar seluruhnya.
Begitu terus kulakukan berulang-ulang
memasukkan dan mengeluarkan setengah batang penisku ke dalam vagina Mbak
Yani. Dan temponya pun semakin lama semakin kupercepat. Gesekan-gesekan
batang penisku dengan Yaning vagina Mbak Yani semakin menggila. Rasanya
tidak ada lagi di dunia ini yang dapat menandingi kenikmatan yang
sedang kurasakan dalam permainan cintaku dengan guru sekolahku sendiri
ini. Kenikmatan yang pertama dengan kenikmatan berikutnya, disambung
dengan kenikmatan selanjutnya lagi, saling susul-menyusul tanpa henti.
Tampaknya setan mulai merajalela di
otakku seiring dengan intensitas gesekan-gesekan yang terjadi di dalam
vagina Mbak Yani yang semakin tinggi. Kenikmatan tiada taranya yang
serasa tidak kesudahan, bahkan semakin menjadi-jadi membuat aku dan Mbak
Yani menjadi lupa segala-galanya. Aku pun melupakan semua komitmenku
tadi.
Dalam suatu kali saat penisku tengah
menyodok vagina Mbak Yani, aku tidak menghentikan hujamanku itu sebatas
selaput daranya seperti biasa, namun malah meneruskannya dengan cukup
keras dan cepat, sehingga batang penisku amblas seluruhnya dalam vagina
Mbak Yani. Vaginanya yang amat sempit itu berdenyut-denyut menjepit
batang penisku yang tenggelam sepenuhnya.
Mbak Yani menjerit cukup keras
kesakitan. Tetapi aku tidak menghiraukannya. Sebaliknya aku semakin
bernafsu untuk memompa penisku itu semakin dalam dan semakin cepat lagi
penetrasi di dalam vagina Mbak Yani. Tampaknya rasa sakit yang dialami
guru sekolahku itu tidak membuat aku mengurungkan perbuatan setanku.
Bahkan genjotan penisku ke dalam lubang vaginanya semakin menggila.
Kurasakan, semakin cepat aku memompa penisku, semakin hebat pula
gesekan-gesekan yang terjadi antara batang penisku itu dengan dinding
vagina Mbak Yani, dan semakin tiada tandingannya kenikmatan yang
kurasakan.
Hujaman-hujaman penisku ke dalam vagina
Mbak Yani terus-menerus terjadi sambung-menyambung. Bahkan tambah lama
bertambah tinggi temponya. Mbak Yani tidak sanggup berbuat apa-apa lagi
kecuali hanya menjerit-jerit tidak karuan. Rupa-rupanya setan telah
menguasai jiwa kami berdua, sehingga kami terhanyut dalam perbuatan yang
tidak sepantasnya dilakukan oleh dua guru dan murid.
“Aaah.. Budi.. Aaahh..” Mbak Yani menjerit panjang.
Tampaknya ia sudah seakan-akan terbang
melayang sampai langit ketujuh. Matanya terpejam sementara tubuhnya
bergetar dan menggelinjang keras. Peluh mulai membasahi tubuh kami
berdua. Kutahu, guru sekolahku itu sudah hampir mencapai orgasme. Namun
aku tidak mempedulikannya. Aku sendiri belum merasakan apa-apa. Dan
lenguhan serta jeritan Mbak Yani semakin membuat tusukan-tusukan penisku
ke dalam vaginanya bertambah menggila lagi. Mbak Yani pun bertambah
keras jeritan-jeritannya. Pokoknya suasana saat itu sudah gaduh sekali.
Segala macam lenguhan, desahan, ditambah dengan jeritan berpadu menjadi
satu.
Akhirnya kurasakan sesuatu hampir
meluap keluar dari dalam penisku. Tetapi ini tidak membuatku
menghentikan penetrasiku pada vagina Mbak Yani. Tempo genjotan-genjotan
penisku juga tidak kukurangi. Dan akhirnya setelah rasanya aku tidak
sanggup menahan orgasmeku, kutarik penisku dari dalam vagina Mbak Yani
secepat kilat. Kemudian dengan tempo yang tinggi, kugosok-gosok batang
penisku itu dengan tanganku.
Tak lama kemudian, cairan-cairan kental
berwarna putih bagaikan layaknya senapan mesin bermuncratan dari ujung
penisku. Sebagian mengenai muka Mbak Yani. Ada pula yang mengenai
payudara dan bagian tubuhnya yang lain. Bahkan celaka! Ada pula yang
belepotan di jok sofa yang diduduki Mbak Yani. Tak lama kemudian, kami
saling mengejang-ngejang ke puncak kepuasan bersama hingga kehabisan
tenaga. Aku terhempas ke atas sofa di samping Mbak Yani.
Tubuh kami berdua sudah bermandikan keringat dari ujung rambut ke ujung kaki.
Halo Bosku ^^ Segera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com Ada 4 Permainan Dalam 1 ID Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik Bonus Turn Over Terbesar Bonus Refferal Seumur Hidup Minimal deposit 10rb BBM :2AD05265 WA:+855968010699 Skype:smsqqcom@gmail.com Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com
Halo Bosku ^^
BalasHapusSegera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com
Ada 4 Permainan Dalam 1 ID
Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker
www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal deposit 10rb
BBM :2AD05265
WA:+855968010699
Skype:smsqqcom@gmail.com
Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com