Kepo Terkini - Cerita Dewasa ABG ML Dengan Dosen
Sendiri Yang Bernafsu . Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di
sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota.
Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk
tidak datang terlambat hari ini.
Penting bagiku untuk dating tepat waktu
hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang
kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat
denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah
mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin
terlambat.
“Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.
Bus yang kutunggu akhirnya dating juga,
namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas
berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur
antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari
ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan
seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.
“Hmm, pasti ada pria tampan yang mau
memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil
menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.
Namun akhirnya aku harus berdiri sampai
bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari
ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari
ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar
ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai
berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang
mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku
tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus
dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik
turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan
kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau
melorot kebawah.
Aku terus berlari dan menaiki anak
tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah
universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus
berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang
duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat
aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak
tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan
ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang
ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.
“Sialan!!” umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.
Akhirnya dengan segala perjuangan aku
akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk
dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.
Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.
“YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???,” aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
“AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI,” aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.
Aku berdiri di depan kelas menghadap
anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu
yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin
menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya
payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih
yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup
tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah
tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah
pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,
“Semuanya tampak rapi,” pikirku cepat.
“Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!” kataku dalam hati.
“Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya,”
aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
“Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya
kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak
akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini,” jelas Pak Eko
tegas.
“Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut
tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus,” lanjutnya.
“Ya pak,” jawabku cepat.
Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu
mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena
tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak
lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat
mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.
“Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!,” tekadku dalam hati.
Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar
tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk
ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya
tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak
Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa
tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya
beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman.
Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama
temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.
Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia
20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing
tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding
itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya
bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai
tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan
badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah
kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang
pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok
yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya
cantik lho, tapi juga seksi.
Dadaku cukup padat berisi dan sesuai
dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu
ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya
sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak
berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku
harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja
yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata
yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon
kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa
maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya
sering dipakai jadi SPG.
“Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke
kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau
kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau
lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang
aja tahun depan ya?” ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.
Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.
“Saya mau lulus semester ini pak,
bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau
di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan
waktu untuk saya” kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan
kacau.
“Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya,” Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.
SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan ‘manis’
Sudah jam empat sore ketika rangkaian
kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik
jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku
harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi
tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku
sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal
sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa
kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di
Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.
“Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat” pikirku.
Benar juga tidak sampai 10 menit aku
sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga
kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko
kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk
di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari
pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.
Aku terkagum-kagum melihat koleksi
lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku,
entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di
belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman
tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju
perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di
kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin
anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa
mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak
tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak
mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang
indah-indah.
Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening,
anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan
menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di… Astaga!! di bagian atas
belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga
napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai
menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku
mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu
menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau
dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV
yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan
jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai
ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.
“Ooohh, celana dalamku pasti basah nih” pikirku.
Ludahnya terasa sekali banyaknya dan
hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu.
Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan
celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi
sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan
kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang
aku rasakan.
Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau
celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan
anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya,
oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk
mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk
menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi
mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana
itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka
anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat
kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang
aman.
“Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut,” Pikirku cepat.
Kulihat di kebun belakang ada bangunan
menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat
sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya.
Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak
minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya,
sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.
“Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi,” pikirku.
Tiba-tiba aku panik bagaimana
menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun
dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah,
Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak
mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak
Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?
Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata “Lho Yessy, kamu kok di atas sana?”
“Menghindari anjing bapak” jawabku.
“Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu” kata pak Eko sembari maju mendekati.
“Saya bisa sendiri kok saya lompat aja” jawabku lagi.
Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai
celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi
mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang
tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan
anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda
itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika
pak Eko datang lagi sambil berkata,
“Ini punyamu ya?” ditangannya terjulur
sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan.
Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus
basah lagi.
“Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak,” jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
“Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak” kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Berdiri di depan pak Eko dengan rok
sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku
terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, “Oohhh
aku sudah tidak tahan lagi” pikirku dalam hati.
Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik
cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat
jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.
“Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada
kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi
kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang,” tawar
pak Eko.
Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.
“Bapak-bapak boleh keluar sekarang” ucap pak Eko.
Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang
dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah
baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa.
Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan
adalah kaki tangannya.
“Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak?
Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang
ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta
masuk akal sekali kan pak?” jelas Pak Eko.
“Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin
tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf
sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo
jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu
di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang,” lanjut pak
Eko jelas.
“Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai
complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya,” Pak Bobi berkata
sambil menepuk pundak pak Eko, “Dan saya mau wanita tadi yang
dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi
saya suka dia,” lanjut pak Bobi.
Pak Bobi langsung pamit dan keluar di
depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress
dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat
meninggalkan kediaman pak Eko.
Sementara itu Yessy sudah selesai
mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing
tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik
dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya
jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko
yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok
tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah
kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana
dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui
hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan
hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.
Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.
“Sebagai rasa bersalah saya ini
hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan
aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil” tukas pak
Eko.
Aku minum dengan cepat sampai tumpah
sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin
langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi
langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah
menunggu di depan.
SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.
“Kamu ulang aja tahun depan ya” ucapan
pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, “Maaf walau ada kejadian tadi
tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu” lanjutnya.
“Saya harus lulus apapun caranya” pintaku. Apapun caranya.
“Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya” tawar pak Eko.
“Ok” kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.
Begitu turun dari parkir aku langsung
berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku.
Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu
jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di
department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu,
perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama
dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan
mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal
itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah
tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah
kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.
Kamar pas itu pas di sudut dengan
cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia
mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya
menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah
siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang
ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah.
Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya
memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua “kumbang” untuk
berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya “kumbang” bahkan mungkin
kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu.
Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai
bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau
dari kemaluan mana bau dari ketiak.
Setelah di usap-usap sampai tampak
kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam
itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia
berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah
keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi
bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah
cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci
kasir.
“Sekarang ayo kita makan sebelum tes di
mulai” perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik
tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga
aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.
Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku
yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak
sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko
menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata
“Maaf, Bapak jangan begitu” tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.
Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah
ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu
sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan
pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak
Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan
itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan
jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget
dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas
ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini
di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat
hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan
menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.
Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis
setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu
banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta
izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi
terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of
order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke
lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang
kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,
“Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu” kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.
“Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu”.
Hatiku langsung copot mendengar
perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami
duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi
meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya
cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang
terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah
meja pasti akan terlihat pemandagan indah.
Aku menerima gelas tersebut dengan
tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar
bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana
posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka
paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku
membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut
bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,
“Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,”
Saya kemudian memandang sekeliling
tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak
memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah
pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat
berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa
berada di situ.
“Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3” demikian aba-aba dari pak Eko.
Aku pipis dengan perlahan tapi stabil,
muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga
lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku
betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah
pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di
meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika
pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.
“Tolong ambilkan celana nona ini jatuh
di depan itu pak” pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana
dalam yang jatuh di depan meja kami.
Pelayan itu membungkuk dan mengambil
celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat
menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan
itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan
sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua
tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu.
Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika
tadi memungut celana itu.
“Taruh aja di meja itu, terima kasih pak” jawabku menahan malu dan mukaku merah.
“Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih
baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang
tidak sepatutnya berada di meja” sergap pak Eko, “Terima dengan kedua
tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima
kasih, ayo cepat!!” lanjut pak Eko setengah marah-marah.
“Tapi..,” kencingku meluncur lebih
deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak
Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
“Tapi saya tidak bisa pak” pintaku memohon.
“Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan
seperti yang saya perintahkan” lanjut pak Eko penuh wibawa.
Rasanya seperti setahun ketika akhirnya
aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas
penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua
tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di
atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan
mengangguk terima kasih.
Pelayan itu sepertinya melihat semua
yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan
celana dalam tersebut.
“Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat” pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
“Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan
dulu minuman kamu” Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.
Yessy langsung syok begitu melihat
segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi
“minuman”. Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak
memaksa dia untuk meminum “minumam” dalam gelas itu.
“Ayo habiskan kalau kurang manis bisa
tambah gula” sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke
dalam gelas tersebut.
Aku malu sekali harus meminum air
kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan
saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku
tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku
sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan
sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di
depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.
Rasanya sedikit asin dan baunya sangat
pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya
mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku
dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di
paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan
tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata
“Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi”
“Tiiidak..,” Tangisku.
Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.
“Gelas itu tidak akan pernah ku cuci
akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan ‘Yessy meminumnya
sampai Habis’ tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini
kepada tamu yang ada”
Halo Bosku ^^ Segera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com Ada 4 Permainan Dalam 1 ID Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik Bonus Turn Over Terbesar Bonus Refferal Seumur Hidup Minimal deposit 10rb BBM :2AD05265 WA:+855968010699 Skype:smsqqcom@gmail.com Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com
Halo Bosku ^^
BalasHapusSegera Daftarkan ID di www. SmsQQ .com
Ada 4 Permainan Dalam 1 ID
Bandar Q,Poker,Domino QQ,Bandar Poker
www. SmsQQ .com Juga Menyediakan Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal deposit 10rb
BBM :2AD05265
WA:+855968010699
Skype:smsqqcom@gmail.com
Ditunggu Kehadirannya Bosku di www,SmsQQ,com